Sesederhana Itu


   Kejenuhan pekerjaan pada beberapa hari lalu seperti tak biasa diubah oleh pengalaman tak ternilai, ya.. hari itu aku bikin orang tua client aku menangis. Oke, sebelum kalian mikir aku tukang bully, aku mau jelasin sebentar. Aku yang di semester akhir perkuliahan bekerja sebagai fotografer pada beberapa hari lalu kedatangan oleh client wisuda yang membawa rombongannya. Cukup banyak, ada orang tua client tersebut, ada adiknya, ada anggota sepuh seperti nenek, ada pak RT, ada pak lurah. Canda ding, cuma sampai nenek doang kok.

   Prosesi pemotretan berjalan seperti biasa, hingga pada pertengahan prosesi foto si nenek menangis. Bukan sepenuhnya gara-gara aku motret si nenek jadi menangis, bukan. Ya aku akuin waktu itu emang muka aku lagi baru bangun tidur, tapi waktu itu masih bisa dibilang friendly untuk bisa membuat nenek menangis rasanya tidak mungkin. Belakangan diketahui nenek menangis dikarenakan ada cucunya yang tidak ikut karena sudah berpulang ke Tuhan. Sebagai fotografer yang agak profesional aku mencoba buat menghibur dengan jokes receh ala mas-mas biasa. Niat membuat si nenek ketawa pun sukses dengan bonus keluarga juga ketawa. Ya, asal bisa membuat orang terhibur gapapa saya jadi king of receh mah gapapa. Ekspresi kebahagiaan dari nenek kembali dutunjukan oleh kalimat 'wah mas, makasih banget. rasanya bahagia sekali, untung aku tadi ikut keluarga ke sini" tutur si nenek. 1 Kalimat yang membuat aku sadar, kebahagiaan bisa hadir dari momen apapun. Kadang di usia yang sudah menua, kebahagiaan tidak bisa dibeli oleh uang atau harta. Bertemu dan bercanda tawa dengan keluarga sendiri adalah kebahagiaan itu sendiri. Benar, kebahagiaan memang sesederhana itu.

   Sesederhana itu, tapi kadang untuk mengetahui apa yang membuat kita bahagia juga tidak semudah itu. Lewat nonton film 'story of kale" -nya mas Angga Dwimas Sasongko, dipertontonkan kalau kita ngga bisa membuat orang lain menciptakan kebahagiaan untuk kita, kitalah yang menciptakan kebahagiaan itu sendiri. Ya hal tersebut emang bener sih. Bayangkan dalam sebuah hubungan pacaran, misal si cewek ingin cowoknya setampan dan se-ambisius Nam Do-san (karakter drama korea Start-Up) dikarenakan dengan si cowoknya semirip bintang Korea maka si cewek bakal bahagia. Padahal cowoknya mas mas Jawa yang karakternya beda jauh dengan cowok Korea. Maka apa yang terjadi? Si cewek mungkin kecewa dan mungkin juga nanti timbul pertengkaran-pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan keinginan oleh 2 individu kepada pasangannya. Menginginkan kebahagiaan yang diciptakan oleh orang lain kepada kita memang akan membuat seakan-akan kebahagiaan itu rumit.

   Maka seperti kata film 'story of kale" kebahagiaan itu kita sendiri yang ciptain.
Salah satu usaha aku buat ngeciptain kebahagiaan itu adalah dengan punya cita-cita, kenapa? Karena dengan kita meng-achieve cita-cita tersebut maka bahagia akan menyertainya. Kayak main game, kita bakal bahagia kalau kita udah sampai tahap gamenya tamat, karena usaha kita buat namatin game tersebut ngga sia-sia. Dari semenjak kecil bisa dibilang ngga ada satu cita-cita aku yang konsisten. Aku ngga ingat cita-citaku apa sewaktu ditanya guru TK, tapi yang pasti cita-cita aku waktu SD adalah jadi ninja. Oke ngga realistis, skip. 

   Gonta-ganti cita-cita sangat sering terjadi seiring labilnya usia yang masih bocah. Hal yang pasti setiap cita-cita yang diharap terwujud dan berakhir bahagia malah berakhir dengan patah hati karena dalam perjalanannya selalu ada saja penghalangnya. Seperti saat SD pengen jadi pemain bola tidak berlanjut dikarenakan ngga punya sepatu bola dan ngga punya skill yang berprospek sebagai pemain bola, dan yang paling penting ngga punya muka setampan David Beckam, alhasil kalau dipaksakan jadi pemain bola endingnya akan pensiun dini. Waktu SMP pengen banget jadi anak band dikarenakan kalau jadi anak band kayaknya gampang banget dapet pacar cakep-cakep, setidaknya itu yang tercermin dari Andika Kangenband. Nampaknya hal tersebut juga sulit tercapai karena ngga punya alat musik dan ngga punya teman buat ngeBand. Rata-rata SMP aku waktu itu cuman temen game online bareng. Andai aja kalau hype Esport udah ada sejak dulu aku udah bikin team Esport. Sayangnya alih-alih berprestasi di game online yang ada kena omel bapak gara-gara nilai jeblok semua. Mungkin kalau SMP dulu, bapak aku kasih katalog pacar-pacar game online aku waktu itu beliau akan bangga dan bilang 'bapak bangga sama kamu nak, kecil-kecil udah pakboy (a.k.a playboy)".

   Kegagalan-kegagalan semasa kecil dalam meraih cita-cita membuat diri terasa terbiasa dengan patah hati. Jadi dalam menjalin hubungan pun tiap mendengar kata putus udah kayak yang 'oh, yaudah". Bukan karena ngga peduli, tapi tiap kegagalan demi kegagalan akan selalu membawa pendewasaan bagi seseorang. Kita akan tau akan harus berbuat seperti apa bila kegagalan itu tiba. Karena kembali lagi ke film 'story of kale" kebahagiaan itu bukan orang lain ciptain ke kita tapi kita yang ciptain. 

   Semasa kecil mungkin gagal jadi pemain bola akan membawa kekosongan panjang pada saat itu dan jadi galau pertama aku, karena untuk pertama kalinya aku punya cita-cita yang aku ngebet banget hal itu terwujud tapi tak terwujud. Ngerasain putus untuk pertama kali juga bakal jadi galau yang mendalam karena punya pacar pertama adalah momen saat kita benar-benar naif soal hubungan percintaan, kita belum benar-benar mau merasakan putus dan ngga bakal nyangka kalau hari itu akan terjadi. Patah hati demi patah hati entah dikarenakan gagal dalam hal apapun akan selalu membuat kita tau akan bersikap seperti apa. Memandang kebahagiaanpun akan lebih sederhana. Sesederhana ketika dulu gagal jadi pemain bola saat SD, setidaknya aku masih bisa main bola bareng temen-temen, ketawa-ketawa bareng, main seharian penuh melupakan PR yang bikin pusing. 

   Sesederhan saat gagal jadi pemain band saat SMP, setidaknya karena keinginan tersebut aku jadi ngulik banget musik-musik yang lagi ngetren, ngumpulin refrensi-refrensi musik buat dinyanyiin bersama di kelas bareng temen-temen dan ketawa bareng saat ada yang salah lirik. Sesederhana ketika galau habis putus cinta masih ada keluarga yang selalu ada, diperhatiin oleh ibu yang ketika kita tidur diam-diam menyelimuti kita walaupun beliau tau kita sedih tapi ngga tau sedih karena apa beliau akan selalu ada. Kadang jatuh cinta dan putus cinta dengan orang lain membuat kita lupa kalau di dunia masih ada orang yang sayang banget sama kita. Mereka (keluarga) mungkin ngga tau bahagianya kita saat kita baru jadian dengan orang yang kita suka tapi mereka tau saat kita sedih mereka harus apa tanpa kita pinta mereka akan ada. Sesedehana itu kadang sudah bikin kita bahagia.

   Bahagia emang sesederhana itu.

You May Also Like

0 komentar