Hujan, kata
orang ngingetin sama mantan. Ya percaya atau tidak sih itu memang bener banget.
Hujan seakan bikin flashback di hari di mana aku pernah diputusin mantan,
bahkan sering banget. Seperti di sinetron sinetron ketika adegan si cewek minta
putus pasti di saat itu pula hujan datang memberi efek dramatis. Mungkin jika saat ini aku
seorang mahasiswa tekhnik Geofisika mungkin judul skripsi yang ku bikin
berjudul ‘Tingkat mood wanita terhadap curah hujan di kota kota penjuru
Indonesia”. Tapi sayangnya aku bukan mahasiswa geofisika.
Eits tapi ngga
aku doang satu satunya cowok yang diputusin saat hujan. Dicurigai memang
sebagai moment yang tepat, cewek di Indonesia mungkin mereka mempunyai pikiran
yang sama ketika hubungan yang mereka jalanin udah ngga cocok lagi maka saat
hujan tiba lah saatnya mereka bilang satu kata ‘putus” dan diiringi suara petir
yang merdu. Dan reaksi cowok cowok pun berbeda beda. Ada yang sok cool, ketika
diputusin setelah itu membuka sebuah payung dan meletakannya diatas kepala
cewek yang sudah jadi mantannya tersebut. Ada yang biasa aja, setelah diputusin
terus bilang ‘it’s oke jika ini yang kamu mau”. Dan bahkan ada yang panik, ketika
diputusin langsung ambil perahu karena hujan nya diiringi banjir.
Dan hari ini
pula hujan menemani ketika aku hendak pulang dari kampus, karena hujan nya
cuman rintik rintik maka aku putusin buat berjalan kaki aja, lagian jarak
kampus ke rumah deket banget.
Ketika sampai di
sebuah café kecil di pinggiran jalan aku dikagetkan dengan cipratan dari sebuah
jalan. Bukan dari ban mobil yang melaju cepat melainkan dari hentakan kaki
orang yang sedang main air. Nampak orang itu seperti bocah cewek smp, memakai
sebuah jas hujan berwarna biru muda, poni sejajar menutupi jidatnya. Dengan
cengengesan bocah itu meneruskan main air nya. Karena celana aku yang awalnya
kering dibuat basah sama dia, serentak aku pun agak memarahinya ‘heh bocah,
masuk rumah sonoh.. ngga tau lagi becek ya.. malah mainan air”. Bukan nya nurut
tuh bocah malah marahin balik ‘heh mas, bocah bocah.. aku ini udah kuliah.
Jangan manggil orang seenaknya napa”. Lah ternyata si cewek ini anak kuliahan.
Ngga sampai di situ cewek tersebut lalu ndeketin dan kedua matanya melihat
kearah bagian bawah celana aku yang basah karena cipratan airnya. ‘yaelah basah
gitu doang heboh amat, ngga pernah main air ya ?”. cetusnya. ‘ya engga lah, aku
ngga bocah kayak kamu mbak”. Dan dengan setegah cemberut cewek tersebut
menginjak kaki kanan aku. ‘sinih masuk..”. minta dia sambil memasuki sebuah
café kecil tersebut.
‘eh mbak jangan
sembarangan masuk, itu jas masih basah.. nanti dimarahin yang punya café”.
Kataku melarangnya. Akupun pelan pelan mengikutinya sambil liat liat sekeliling
dalam café mengecek ini café pemiliknya di sini apa ngga. Setelah di dalam café
pemandangan yang aku dapat agak aneh. Untuk café yang tatanan nya amat rapi dan
bisa dibilang cantik ini pelanggannya ternyata ngga sampai 2 meja. ‘apasih..
ngga mungkinlah aku marahin diri aku sendiri” jawab dia. ‘eee.. maksudnya?”
Tanya aku bingung. ‘lemot kamu ah.. iya ini café aku lah” jawab dia kembali
sambil membawa sebuah celanan ganti yang dia ambil dari dalam kotak almari di
atas pemasak kopi. Celana tersebut bentuknya jeans. Tapi… yup ini model cewek.
‘seriusan ini
café kamu?” Tanya aku lagi. ‘iyaa.. buruan ah dipakek ni celananya. Aku gamau
ya ngerasa bersalah sama kamu” minta dia sambil ngasih celana tadi. ‘ah resek..
ogahlah ini celana cewek, kamu waras ngga sih” cetusku nyolot. Sambil manyun
aku melangkahkan kaki keluar café , sial emang genangan air yang terbentuk dari
jas hujan cewek tadi membuat kakiku terpeleset. Teriakan mengiringi saat pantat
mencapai laintai…. ‘AAAaaakkk… Ikkehhhhh”.
Yaa.. aku ngerti
teriakan tadi semacam mirip bencong lagi disunat. Namanya juga reflek..
Ternyata saat
kepleset tadi celana normal ku ini mengalami sebuah insiden yaitu sobek yang
sangat lebar. Karena ngga mau celana dalam yang bercorak minion ini dilihat
orang orang café ya terpaksa aku berpikir lagi untuk memakai jeans cewek tadi.
‘ini kalau ngga karena sobek aku ngga sudi ya pakek celana kamu”. Cetusku
sambil manyun. Dan reaksi cewek tadi Cuma ketawa cengingisan doang tanpa ada
rasa bersalah. Dengan sangat terpaksa aku pakek celana cewek ini. Ditengah aku
memakai celana ini aku dihadapkan oleh sebuah tangan. Ternyata tangan cewek
kontet ini. ‘hehh. Namaku Rachel, ngga usah manggil bocah lagi” kata dia sambil
menjabat tangan suci ku. ‘siapa nama kamu om..”Tanya dia mengejek. ‘aku dimzy ,
panggil aja tampan” jawabku sambil senyum bangga. ‘idih najisss” jawab dia. Aku
kembali memasang wajah manyun nista.
Dan ternyata
celananya sangat pas. ‘anuu Rachel.. kok ini celananya bisa pas sih. Kan kamu
kontet” Tanya aku ngledek. ‘ini bukan punyaku bencong, ini punya mamahku” jawab
dia sambil mencubit pantat aku. ‘lah ini aku pakek nanti mamah kamu gimana, aku
gamau ya dikira mesum karena makek celana tante tante” cetus aku sewot. ‘woles
aja, mamahku lagi di amrik” jawab dia.
‘eh aku minta
bantuan kamu boleh ngga ?” kata dia . ‘bantuan ?” Tanya aku. ‘plis banget ya..
aku minta kontak kamu” minta dia sambil memasang muka sok imut. ‘kamu udah
nyusahin aku hari ini terus minta bantuan? Ngga usah masang muka kek gitu deh,
aku ngga pedofil jadi jangan harap aku kepancing” jawab aku sewot. ‘udah bawa
sini hapenya, lama amet ni anak” minta dia sambil mengambil hp di kantung baju
aku. ‘nih, besok aku hubungin pokoknya kamu tepat waktu kesini” minta dia.
Hari menjelang
sore , akupun meninggalkan café dia tanpa mensetujui permintaan dia takut nanti
permintaan dia macem macem. Sesampainya di rumah aku dikagetkan dengan suara
mamah yang teriak, ‘haaaahhhh dimmm.. kamu habis mangkal di mana nak, jawab
mamah” Tanya mamah. Serentak aku menoleh ke arah celana pemberian Rachel. Yap,
bisa dipahami sih, orang tua mana yang ngga histeris anak jantan kesayangannya
pulang pulang memakai celana cewek, dengan daleman minion.
Keesokan hari
nya setelah pulang dari kampus, aku dihadapkan dengan café itu lagi, ngga mau
ketemu cewek itu lagi, aku pun mengambil jalan lain yang berada di arah
belakang café tersebut. Setelah beberapa langkah meninggalkan café tersebut,
sebuah karung menutupi kepalaku dari ujung kepala sampai leher. Ternyata di
belakang ada orang nya. Takut karena ini adalah tindakan kejahatan akupun
teriak sekeras mungkin. ‘AAAAaaakkkhhhh… ikkeh ikkeh… kimochiii,, yameteh..
yameteh kudashai”.
Ngga lama
kemudian ada tangan mengeplak kepala ku dari atas. Seketika juga penutup kepala
yang tadi menutupi kepala di buka. Pemandangan gelap yang tadi menutupi
sekarang Nampak terang banget. Dan dalam keadaan terbaring saat aku menoleh
keatas Nampak ada Rachel yang sedang mengenakan baju layaknya ditektif lengkap
dengan teropongnya. ‘diem kamu, teriakanmu kampret banget tau ngga, ntar kalo
aku dikira ngapai ngapain kamu awas aja ya” kata Rachel. ‘eh kamu mata matain
aku ya, gila kamu ya” kata aku kesel. ‘udah ayok ikut aja” minta Rachel
memaksa.
Niat awal pengen
kabur eh sekarang terdampar di café ini lagi. Rachel yang tadi memakai baju
detektif sekarang memakai baju ala ala chef professional ,poni dia yang menutupi
jidatnya dia rapikan dengan sebuah jepet rambut. Dia mengambil satu sendok dari
rebusan sebuah kopi yang dia buat. ‘coba deh cicipin” minta Rachel. Aku pun
mencicipinya dengan perlahan. ‘gimana rasanya ?” tanya dia. ‘rasanya ya kayak
kopi lah” jawabku. ‘lebih spesifik omm” Tanya dia. ‘eee.. gimana ya, ya ini
mirip kopi aku di rumah chel” jawabku. Setelah itu Rachel pun membuang kopi
yang dia rebus dengan kopi baru lagi. ‘eh kok dibuang chel?” Tanya aku bingung.
‘dah diem aja deh” jawab dia sewot. Di saat dia membuat kopi yang baru, akupun
melihat lihat daerah dapur cafenya. Terlihat di almari es nya terdapat sebuah
resep yang sepertinya belum sempurnya dan sebagian terdapat coretan coretan
yang kayaknya sih ini tulisan Rachel.
Akupun menengok
muka Rachel, terdapat di jidat dia keringat yang bercucuran. ‘serius amet sih
mbak” nanyaku niat untuk menggoda dia. Dia pun ngga membalas dan meneruskan
aktivitasnya. Beberapa menit kemudian dia mengambil satu sendok lagi kopi yang
dia buat dan meminta aku untuk mencobanya. ‘gimana rasanya ?” tanya dia ,
‘masih sama kayak yang tadi sih” jawabku. Rachel pun menghentikan memasaknya
dan duduk di lantai dapur sambil memandangi resep yang dia buat. Hampir lima
menit dia memandangi resep tersebut, Rachel pun berdiri dan mengambil satu
gelas kopi masakan nya dan mencampurnya dengan sesuatu benda berwarna putih.
‘cobain deh dim” minta dia. Aku pun mencicipinya, dan… ‘hoeeehhhkkk ini apaan
asin banget” tanyaku sewot. ‘iyalah ini garam.. ahaha muka kamu dim, konyol
banget” kata dia. Dibalik itu akupun melihat tawa kecil dia dan agak tersenyum
sedikit karena aku barusan melihat perjungan dia yang aku pun ngga tau karena
hal apa.
Tak lama
kemudian datang seseorang dari balik pintu dapur, seorang pria dewasa
berkacamata rambut agak uban dan memakai kursi roda. Dengan senyum kecil bapak
itu bertanya sama Rachel ‘ini siapa chel”. ‘eee kenalin pah, ini dimzy.. temen
kampus aku” kata Rachel. ‘siang om” sapa aku ke pria yang ternyata papahnya
Rachel ini. Papahnya Rachel orang nya ternyata ramah banget, biasanya untuk
seorang bapak yang punya anak cewek kebanyakan akan over protektif keanaknya
jika anaknya bawa temen cowok ke rumah. Tapi beda nya papahnya Rachel, senyum
hangat mengawali pertemuan aku dengan beliau. ‘halo nak dimzy, selamat datang
di café sederhana kami, maafin Rachel ya kalo orangnya agak nakal” kata papah
Rachel. ‘nggapapa kok om, udah biasa saya mah kalo Rachel kayak gitu hahaha”
jawab aku cengengesan. Dalam hati ‘anak anda ngga cuman nakal om, sakit jiwa
juga keknya”.
Setelah papahnya
Rachel masuk kamar, Rachel mengambil sebuah buku dan pulpen. ‘eh dim, besok
habis dari café aku, kita keliling
semarang oke, wisata kopi” kata rachel. Karena agak males, akupun mulai
mengarang cerita agar besok ngga ikut sama Rachel. ‘anu Rachel.. besok aku ada
acara ulang tahun pernikahan hamster adek ku, sorry ya gabisa ikut” kataku.
Bukan nya ngerti si Rachel melototin aku dengan wajah serem. Ya aku tau alesan
tadi gak logis, maka besok aku tetep ikut Rachel keliling café café di Semarang.
Hari ini entah
kenapa yang biasanya aku menghindari café nya Rachel untuk kali ini aku
putuskan untuk pergi ke cafenya.
Sesampainya di depan pintu masuk café, belum sempat aku mengetuk pintu nya
Rachel pun keluar dan langsung menggeret tanganku. Kali ini dia mengenakan dres
warna item dan ditutup menggunakan jas panjang berwarna coklat, terang aja sih
mengingat semiggu ini Semarang ditutupin oleh awan mendung dan di luar sana pun
Nampak hujan rintik rintik.
Setelah 10 menit
boncengan naik motor yang aku bawa. Kita pun sampai di café pertama, di café
yang pertama ini pandangan aku cukup biasa aja. Seperti café café lainnya,
kursinya ada yang sofa dan ada yang kayu, papan menunya menggunakan tulisan
kapur. Dan setelah melihat melihat kami pun memutuskan untuk memesan secangkir
kopi spesial di sini. Seruputan pertama yang aku rasain emang terkesan seperti
pada umumnya dan benar saja,aku melihat wajah Rachel pun Nampak tidak puas sama
cita rasanya.
Tidak memakan
waktu lama aku dan Rachel langsung melanjutkan ke café selanjutnya. Untuk kali
ini kita akan ke café yang agak beda dengan yang lain. Café yang hendak kami
datangin ini menurut info dari internet menggunakan bahan bahan herbal untuk
jamu juga katanya. Karena penasaran kita pun sudah sampai di depan cafenya. Saat
masuk aku agak terkejut karena kita disambut oleh seorang pria, dari
perawakannya beliau sekitar umur lima puluh tahunan. Lengkap dengan blangkon di
kepalanya, aku dan Rachel di persilahkan duduk dengan logat ke jawaan. ‘monggo
mas mbak pinarak” kata bapaknya yang artinya silahkan duduk mas. ‘nggeh pak”
jawabku yang artinya iya pak. Rachel pun tiba tiba berbisik ‘dim tadi artinya
apa?”. Dengan nada bercanda aku menjawab Rachel ‘heh ahaha kamu ngga ngerti
basa jawa ? tadi itu kata bapaknya poni kamu lebay hahaha”. Rachel pun langsung
manyun dan mencari tempat duduk paling pojok. Aku pun mengikutinya dari
belakang dengan agak cengingisan, ya lucu aja sih ternyata di balik sifat
reseknya dia bisa polos juga.
Sama seperti
café sebelumnya di sini kita juga memesan kopi yang paling special. Dan katanya
yang paling special di sini di dalem nya udah banyak di campur bahan herbal
khas jamu. Ngga sampai lama pun jamu kita datang, eh kopi. Karena penasaran aku
pun langsung mencicipnya. Dan… ‘Hoooeeekkk.. inniiigghhkk.. kopi apaan.. kok
ada rasa temulawaknya” kata aku sambil memandangi gelas kopi tersebut. Berbeda
dengan aku, ekspresi Rachel pun biasa aja. Dengan raut muka agak penasaran dia
pun mengambil sebuah note dan mencatat sesuatu dengan pulpennya.
‘Chel, lanjut
yuk..” ajak aku dengan nada rendah. Dia pun selesai menulis sesuatu di note nya
dan bergegas berdiri dari kursi. ‘yuk ketempat selanjutnya” kata Rachel. Café
yang akan kita datangin kali ini namanya Cat Coffe. Sesampainya di tempat
tersebut benar saja, café nya banyak meong nya alias banya kucing nya. Tapi ada
suatu hal yang bikin aku dan Rachel ngga akur di sini, pertama aku suka banget
kucing, ke dua Rachel benci banget kucing , dan ke tiga mau ngga mau Rachel
harus mencicipin menu di sini. Ini kan misi dia.
Kesan pertama
jelas, semua yang ada di sini serba kucing. Gambar temboknya kucing, gelasnya
bentuk Garfield (bintang kucing gaul di film Hollywood itu tuh) , kalo yang
cewek ada juga yang bentuk hello kity. Dan pelayan nya pun selalu menyematkan
kata meong di setiap menawari menu ke pelanggan. Misal. ‘meong.. mau pesen menu
apa kakak, kita sedia biscuit , brownies , dan kopi vanilla”. pelayanan yang
menyenankan pun dari ciri khas café ini. Sejenak aku ngelamun kayak gimana
kalau mbak mbak di café ini di kehidupan nya juga kayak gitu ya. Missal di
acara upacara dan yang membacakan pidato mbak mbak Cat Coffe. ‘meong selamat
siang bapak ibu yang meong terhormat. Meong senang sekali hari ini meong kita
di pertemukan dalam keadaan meong sehat sentosa”.
Dan menu yang
kita pilih biscut , brownies dan kopi vanilla. Sebenernya dalam segi rasa
terkesan mainstream Cuma yang paling enak brownies nya karena di balik
tampilannya yang coklat ternyata ada selai strawberry yang bikin surprise
banget. Karena sekarang kita di café yang banyak kucingnya,so.. kucing juga
hewan yang aku suka maka aku lama lamain untuk bermain dengan kucing yang imut imut.
Timbul benak untuk menjaili Rachel yang ternyata bener bener ngga suka kucing.
‘catty ini mamah Rachel pengen gendong kamu, kamu peluk ya” kata aku pengen
jailin Rachel. ‘eh jangan macem macem.. aku tampol ya” hentak dia sambil naik
ke sebuah kursi karena ketakutan. Bukan nya kucingnya naik ke punggung Rachel
eh malah jidat aku kena cakar, sontak saat itu juga ‘AAAAaaakkkk…” teriakan
kebencongan aku muncul lagi. Rachel yang masih sebel pun mengeplak aku dengan
buku note nya tersebut.
Seharian aku nemenin
Rachel keliling ke café café malamnya pun kita sampai café Rachel. Saat masuk
ke dalem café aku pun langsung merebahkan diri ke sofa paling depan deket
jendela. ‘chel.. tanggung jawab, aku mabok kopi kayaknya” cetusku mengingat
banyak kopi yang kita coba hari ini. ‘ngga usah lebay deh” jawab Rachel. Seolah
ngga ada rasa lelah si Rachel langsung masuk dapur dan membuka sebuah note yang
dia bawa tadi. Dia pun langsung memasak sebuah kopi lagi. Karena penasaran aku
pun bangkit dari sofa dan menghampiri Rachel. Note yang dia taruh di meja coba
aku ambil dan ternyata isi nya resep resep dan ide ide dari perjalanan kita
keliling café seharian tadi. Karena beneran sangat bingung sama apa maksud dia
selama ini akupun bertanya sama Rachel. ‘chel ,segitu semangatnya banget sih
sama kopi dan segala resep resepnya.. bukan nya café ini yang urus keluarga
kamu ya?”. Sambil memasak kopi Rachel pun menjawab ‘siapa bilang café yang
ngurus keluarga aku”.
‘kamu beneran
pengen tau?” Tanya Rachel sambil mengambil sebuah kursi dan duduk tepat di
depan tempat aku bersandar di tembok.
‘aku sejak kecil
hidup dan besar di café ini. Awalnya café ini milik papah aku yang sukses
dengan bisnis cafenya. Lalu perlahan papah mendapat pesaing baru yang cafenya
tepat ngga jauh dari tempat ini. Katanya di sana cafenya lebih asik dan kopinya
lebih enak. Di café ini tempat papah bertemu dan mamah, dulu mamah adalah
pelanggan setia café papah. Dia pelanggan satu satunya papah yang ngga mau ke
café sebelah karena tidak terlalu suka dengan rasa kopinya yang katanya ngga
original. Dan setelah itu mamah yang saat itu masih berstatus mahasiswa di
universitas deket café papah mencoba untuk membantu papah. Dan papah pun
sungguh kaget karena mamah waktu itu berbakat membuat cita rasa kopi lain dari
pada yang lain. Setelah itu papah dan mamah pun jadi partner kerja. Dan ngga
lama timbul perasaan diantara mereka. Setelah lama pacaran dan menikah aku pun
hadir di dunia ini. Aku sejak kecil suka banget sama hujan, beda nya aku sama
anak lain aku tuh ngga pernah kena meriang walaupun kena hujan deras apapun.
Mamah yang awalnya khawatir pun memperbolehkan aku main air dan bahkan ikut
main sama aku.”
‘menjelang aku
SMA, mamah mendapat tawaran job dari kakek di amrik karena kakek memutuskan
untuk pensiun dari usaha bisnisnya di sana. Mamah yang ngga ada pilihan lain
pun meninggalkan kami di sini karena papah ngga mau meninggalkan usaha cafenya di sini dan aku
pun yang harus masih sekolah di sini. Satu pesen mamah yang masih aku inget
sampai saat ini yaitu : Rachel kelak kamu gede nanti kamu harus bisa jadi
partner kerja papah ya. Bikin café ini maju lagi suatu saat nanti. Setelah aku
lulus SMA , papah pun ngga bisa melanjutkan usaha café ini karena sebuah
penyakit yang mebuat kaki nya lumpuh. Ya seperti yang kamu lihat saat ini, aku
yang lanjutin usaha café papah karena aku ngga ingin café ini tutup. Seperti
yang kamu lihat juga café ini sepi karena mamah yang punya resep kopi tersebut
udah ngga di Indonesia. Papah pun ngga bisa membuat resep seenak punya mamah.
Begitu pun aku yang masih berusaha mengembangkan resep papah”.
‘tapi aku ngga
ingin menyerah gitu aja, aku juga ingin menjadi yang bisa merubah café papah
yang sepi untuk bisa rame seperti yang dulu lagi”. Begitu cerita Rachel.
Mendengar cerita
dari Rachel membuat aku terdiam sejenak. Dan note yang aku ambil tadi tiba tiba
aku keplakan pelan ke kepala Rachel. ‘bocah.. yuk lanjutin masaknya” ajak aku
ke Rachel melanjutkan memasak kopi tadi. Dan akhrinya semalaman aku membantu
Rachel membuat resep kopi bareng bareng.
Bener aja, kerja
keras selalu berbuah manis. Resep yang kita coba coba hasil kolaborasi dari
resep café yang kita datangin siang tadi menghsilkan sebuah resep baru. Dan
ngga tanggung tanggung udah ada 5 menu baru yang kita buat untuk kita jual esok
hari. Salah satu resep yang akan menjadi adalah Rabbit Vanilla Coffe. Kenapa
ngga Cat Vanilla Coffe ya alesannya Rachel ngga suka kucing, tapi kelinci. Jam
menunjukan pukul 23.00 wib, saatnya aku pamit dari cafennya Rachel. Dan
sesampainnya di rumah aku dikagetkan lagi sama teriakan mamah ‘DDIiiimmm..
jawab mamah, kamu mangkal di mana”. Yah bisa ditebak lah reaksi mamah setelah
tragedi celana beberapa hari lalu. ‘habis dari rumah temen mah” jawabku sambil
ngantuk.
Paginya belum
nyawa kekumpul karena bangun tidur , Rachel pun udah nelpon berkali kali.
‘dim.. ke café aku dong buruan” minta Rachel dari telpon. ‘iyaa iyaaa” jawabku
sambil ucek ucek mata. Setelah mandi aku langsung cabut ke café Rachel.
Sesampainya di café si Rachel menyodorkan sebuah brosur berukuran 30x15cm yang
bergambar cafenya lengkap dengan logo kelinci. Dari desain nya yang aku lihat
sangat kreatif banget. ‘eh ternyata ada bakat desain juga kamu” cetusku ke
Rachel. ‘iya lah kan aku anak DKV (Desain Grafis)” jawab Rachel. ‘oalah
pantesan..” kataku.
‘Eh hari ini
kita bagi brosur ini keliling kota ya” minta Rachel. ‘oke deh..” jawabku
sederhana. Maka dari pagi sampai siang kita keliling kota semarang naik motor
bagi bagi brosur yang Rachel buat. Siang nya kita istirahat makan siang. Dan
sambil makan di tempat ini pun aku mencoba untuk ngobrol ngobrol sama Rachel.
Cuaca nya sangat enak soalnya lagi mendung juga, angin sepoi sepoi. Kebetulan
tempat kita makan juga ngga ada tembok pembatas dalam dan luar ruangan. Mirip
tempat pemancingan gitu. ‘chel.. ternyata kamu strong juga ya untuk ukuran
cewek yang tingginya ngga nyampe 160cm” kataku nada memuji. ‘yee makanya gausah
ngeremehin. Aku di kampus ikut kegiatan taekwondo loh.. dulu juga pernah sih
nendang kedua bola cowok sampai pingsan karena cowoknya godain temenku” cerita
Rachel. ‘koghhk seremm yaa” jawabku agak gemeteran.
Sesampainya di
café Rachel, kita pun memberes bereskan cafenya agar rapi dilihat pelanggan
yang datang. Ketika aku memindah meja ternyata di bawah ada seekor kelinci
‘chel.. ini kelinci?” tanyaku. ‘iyalah.. kucing ngga seimut itu dong” jawab
Rachel ngledek. ‘ngga, maksudku kok ada kelinci di café kamu” tanyaku lagi. ‘ya
ini kan akan jadi ciri khas café ini kedepannya” tegas Rachel. Nama café yang
di depan teras sudah terdapat logo kelincinya. Dengan seragam khas chef nya
diapun mulai membuka cafenya. Satu persatu pelanggan datang. Aku ngga mau
tinggal diam, di depan café aku mencoba untuk mempersilahkan pelanggan masuk. Dari
yang awalnya Cuma 1 meja yang terisi lama lama orang demi orang memasuki café
Rachel. Nampak pelanggan yang hadir cukup terpuaskan dengan ide dan resep yang
Rachel tawarkan. Padahal diluar terdapat rintik rintik hujan gerimis tapi tidak
menyulutkan niat pelanggan yang penasaran dengan café Rachel ini.
Banyak hal baru
yang aku dapat setelah hari hari kemarin menemani Rachel menemukan resep baru.
Hujan yang dulunya aku kenal selalu menemani aku saat putus cinta, bareng
Rachel hujan malah menemani kita kerja keras bareng untuk mencapai hal yang
kita inginkan. Hujan sekarang juga jadi saksi di mana cita cita Rachel terwujud
karena cafenya yang ditinggalkan mamahnya sekarang ramai lagi seperti dulu. Terkadang
kita tidak harus membenci suatu hal hanya karena hal tersebut selalu menemani
kita di saat sedih. Tapi kita hanya cukup belajar hal apa yang sudah diberikan
kepada kita disaat kita butuh. Seperti Choco Coffe salah satu menu di cafenya
Rachel, orang bilang coklat dapat menyembuhkan mood yang jelek. Mau ngga mau
coklat jadi temen kita saat sedih sehingga lama lama kita bosen dengan coklat.
Tapi ketika kita bosen kita lupa kalau coklat sudah menyembuhkan mood jelek
kita.
Hujan dulu
menjadi temen di mana seseorang mengalami patah hati. Tetapi di saat ini juga
hujan jadi temen di mana orang yang dulunya patah hati sekarang lagi jatuh
hati.