• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise

Subscribe

facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

DIMZY DAILY

DIMAS YUGIAS SAPUTRA OFFICIAL BLOG

 


Kedengarannya rumit dan kayak sulit dicerna buat orang yang belum menikah, aku pun berpikiran demikian, tapi mari kita obrolin bareng-bareng dan ini dia alesan aku sebagai orang yang 29 tahun belum menikah. Isinya jelas, semua pembelaan untuk pertanyaan 'Kenapa belum nikah?"

Dulu ketika umur udah 20'an awal pikiran soal pernikahan bukan lagi tabu dipikiran aku, kayak yaudah lu udah 20 tahun dan udah kerja, abis itu yaudah cari jodohnya kapan buat nikah. Kalau dipikir sekarang berasa gampang banget ya. Tapi setelah menginjak umur 25 di saat orang-orang menggaungkan quarter life crisisssblajcbalejblksdlab itu.. kayak mikir ah elah hidup dibuat susah banget sih sampai crisis-crisisan segala. Tapi ternyata omongan balik ke diri sendiri, kok kayak tiba-tiba hidup berasa ngeblank sendiri ya? kok tiba-tiba bingung sama arah tujuan hidup, kok orang-orang nikah gampang banget ya, kok ini kok itu.

Jawabannya karena kita emang terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, padahal nggak harus juga. kita tuh punya fase dan cerita yang unik-unik tau kalau kita stop bandingin diri sendiri dengan orang lain.

Aku sendiri membagi fase cerita hidup menjadi beberapa babak. Babak 1 ketika masih kecil dan hobi mainan, semua pikiran dan waktu cuman fokus sama koleksi mainan abis itu saling tukar koleksi bareng temen untuk happy-happy'an bareng. Babak 2 ketika remaja dan suka pacar-pacaran, bener-bener yang hampir setiap hari pengen ketemuan, pengen jalan-jalan, ngabadiin momen bareng pasangan, kalau sehari nggak bucin berasa ada yang hilang, terus galau. Tapi di babak 2 ini aku pun banyak belajar soal improvement diri, momen yang tepat juga karena belum di fase dewasa maka masih banyak waktu untuk belajar menjadi dewasa. Belajar skill ini itu, belajar banyak wawasan sebagai bekal masa depan, lalu belajar dari kehidupan orang tua kita karena toh kita juga akan menjadi orang tua.

Dan ini dia Babak 3, momen menjadi dewasa. Waktu di mana kita banyak mengambil keputusan penting dalam hidup kita. Keputusan mau berkarir atau menjadi pengusaha, keputusan mau melanjutkan pendidikan ke lebih tinggi atau fokus cari uang, sampai pada akhirnya keputusan di umur berapa kita mau menikah. Buat aku sendiri menikah adalah keputusan yang cukup sulit karena ini adalah di saat kita sebagai cowok sudah meninggalkan sisi egois dari diri sendiri. Maksudnya kita sudah ada orang yang bukan hanya pasangan, tapi juga orang menjadi tanggung jawab baru buat hidup kita yaitu istri dan anak.

Babak ketiga juga cinta-cintaan udah beda fase lagi, pas masih kecil mungkin cinta-cintaan kita adalah ke mainan kita, dulu galau luar biasa pas saat mobil-mobilan Tamiya aku ban nya ilang satu dan nggak bisa tanding balapan sama temen. Lalu pas remaja cinta-cintaan paling ya ke pacar sendiri, galaunya pas saat putus atau penolakan sama gebetan. Kalau dewasa, cinta-cintaan udah nggak bisa egois lagi, artinya cinta-cintaannya lebih ke tanggung jawab ke keluarga. Perhatian bukan hanya kepada istri tapi ke anak juga, bakal lebih banyak ke anak malah. Bagaimana mendidik anak, memberi perhatian terbaik, sampai sosok teladan juga. Nah, sisi galau nya nanti yang jauh bikin takut ketimbang mainan kita pas kecil rusak atau galau putus cinta pas remaja adalah pertanyaan kayak apakah kita bisa menjadi sosok kepala keluarga yang baik, sosok teladan yang baik sampai suatu saat nanti pas punya anak, lalu pas udah besar anak kita cerita ke temennya 'Eh itu orang tua aku loh, keren kan!"

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me
Seorang Visual Designer yang menyukai hal komedi, baik berupa tulisan atau media fisik seperti film atau pun pertunjukan komedi. Seseorang yang suka bercerita tapi nggak ada yang bener ceritanya, contohnya ya blog ini nih.

Follow Me On

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

recent posts

Blog Archive

  • April 2025 (1)
  • Maret 2025 (1)
  • Agustus 2024 (1)
  • Juli 2024 (1)
  • Mei 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Desember 2023 (1)
  • Agustus 2022 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • Maret 2020 (1)
  • Oktober 2019 (1)
  • Maret 2018 (1)
  • November 2017 (1)
  • Maret 2017 (1)
  • September 2016 (2)
  • Januari 2016 (1)
  • Agustus 2015 (1)
  • Oktober 2014 (1)
  • Juli 2014 (1)
  • April 2014 (2)
  • Maret 2014 (1)
  • Agustus 2013 (1)
  • Juni 2013 (1)
  • Mei 2013 (3)
  • April 2013 (3)
  • Maret 2013 (4)
  • Februari 2013 (3)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates