Tentang Komik Gw
Beda dengan postingan sebelumnya yang kesemuanya di isi berbagai cerpen yang ditulis 50% gw karang sendiri dari kehidupan konyol gw. Kali ini dan selanjutnya gw akan memposting hal absurd dari kehidupan gw yang ngga perlu dijadiin cerpen bego karna udah dari sananya bego.
Masih tentang komik gw yang ngga ada habisnya. Membuat komik ternyata emang ngga cuman ngegambar doang. Dalam komik kebanyakan orang membuat komik ber genre komedi, memang dari dulu mayoritas komikus lebih memilih komik dengan bergenre komedi. Bukannya kenapa tapi komik dengan bergenre komedi memang mendarah daging untuk para pecinta komik. Memang pernah ada ? sinetron kuli yang tertukar di jadiin komik ? Hal itulah yang mendorong gw untuk jualan siomay... eh maksudnya memilih komik bergenre komedi.
Tentang bakat menggambar ,dulu pernah gw ceritain juga di cerpen bego gw. Gw memang suka menggambar sejak SD dan berlanjut hingga SMA sekarang. Tidak mudah untuk menjadi seorang komikus, saat SD sampai SMA pun komik gw kerap mendapatkan kritikan yang 80% menyakitkan hati dan lambung gw ( setidaknya 20% bisa membuat gw ge-er )
Gw masih inget saat pertama masuk SMA ,waktu itu adalah saat saat gw masih menyukai komik anime . Dalam bayangan gw saat masa orientasi saat itu gw bagaikan sinchan yang lagi di bully sama kakak kelasnya, bagaikan naruto yang lagi di keroyok bangsa akatsuki, bagaikan detektif konan yang di ledikin penjahat akan kecebolannya... eh.
Sangking sukanya sama anime, saat di sekolahan gw ngebayangin semuanya adegan di sini serasa bagaikan di film anime yang pernah gw tonton. Dimana gw berperan sebagai protagonisnya dan para guru berperan sebagai antagonisnya. Ini berarti kalo dalam kelas gw berasa di didik dengan jurus jurusnya pikolo di film dragonballz.
Untungnya penyakit gila gw ( mabok anime stadium akhir ) udah berakhir. Kini gw sudah berevolusi menjadi komikus karikatur. Perubahan gw jadi komikus karikatur tidak berawal dengan lancar. Berbagai pihak ketiga yang tidak mengerti tentang seni pun mengkritiknya dengan sinis . Semua dari orang sampai backgroundnya di ocehin dengan sukses , berbulan bulan gw coba beraadptasi dengan gaya menggambar gw baru tetapi tetap aja orang orang yang buta seni inipun tetap aja ngocehin tanpa maksud yang jelas.
Hingga akhirnya ada orang yang dapat menghargai karya gw yaitu guru seni di sekolahan gw. Karya gw pun terpampang nyata di AULA sekolah saat ada pameran karya seni. Di sinilah titik balik kebangkitan nasional... eh maksudnya kebangkitan gw sebagai komikus pemula. Suatu hari gw pernah nanyaain teman gw tentang pendapat mereka terhadap gambar gw,
'gimana sketsa baru komik gw brow" tanya gw.
'nih orang nya kenama mirip babi guling gitu yah" jawab dia.
'backgroundnya brow ?" tanya gw kembali.
'gedungnya lebih mirip kandang sapi yang kebakaran kemaren" jawab dia.
'aksi super heronya ?" tanya gw lanjut.
'kenapa kayak petani lagi memasukan ayam kekandang yah?" jawab si kampret ini kembali.
Ternyata sketsa gw lebih mirip game Farm Ville di facebook yang belum gw lanjutin dari kemaren.
Teman gw pernah bilang kalau komik bergenre karikatur komedi tidak lebih menarik ketimbang komik manga yang dia baca. Tentunya temen gw bicara dengan waras dan tidak sedang terkena rabies bekas di gigit monyet, hal ini membuat gw agak tertantang untuk memperilihatkan komik gw yang gw gabungkan antara unsur manga dan karikatur. Kitab suci ini gw buka (komik yang gw buka) dengan bermandikan cahaya terang dari bolam. Di hadapan gw telah terpampang wajah temen gw yang terpesona dan dengan nada bahagia dia memuji 'Brow... Nih knapa mirip babi guling yang lagi mabok lem yah,...???"
Masih tentang komik gw yang ngga ada habisnya. Membuat komik ternyata emang ngga cuman ngegambar doang. Dalam komik kebanyakan orang membuat komik ber genre komedi, memang dari dulu mayoritas komikus lebih memilih komik dengan bergenre komedi. Bukannya kenapa tapi komik dengan bergenre komedi memang mendarah daging untuk para pecinta komik. Memang pernah ada ? sinetron kuli yang tertukar di jadiin komik ? Hal itulah yang mendorong gw untuk jualan siomay... eh maksudnya memilih komik bergenre komedi.
Tentang bakat menggambar ,dulu pernah gw ceritain juga di cerpen bego gw. Gw memang suka menggambar sejak SD dan berlanjut hingga SMA sekarang. Tidak mudah untuk menjadi seorang komikus, saat SD sampai SMA pun komik gw kerap mendapatkan kritikan yang 80% menyakitkan hati dan lambung gw ( setidaknya 20% bisa membuat gw ge-er )
Gw masih inget saat pertama masuk SMA ,waktu itu adalah saat saat gw masih menyukai komik anime . Dalam bayangan gw saat masa orientasi saat itu gw bagaikan sinchan yang lagi di bully sama kakak kelasnya, bagaikan naruto yang lagi di keroyok bangsa akatsuki, bagaikan detektif konan yang di ledikin penjahat akan kecebolannya... eh.
Sangking sukanya sama anime, saat di sekolahan gw ngebayangin semuanya adegan di sini serasa bagaikan di film anime yang pernah gw tonton. Dimana gw berperan sebagai protagonisnya dan para guru berperan sebagai antagonisnya. Ini berarti kalo dalam kelas gw berasa di didik dengan jurus jurusnya pikolo di film dragonballz.
Untungnya penyakit gila gw ( mabok anime stadium akhir ) udah berakhir. Kini gw sudah berevolusi menjadi komikus karikatur. Perubahan gw jadi komikus karikatur tidak berawal dengan lancar. Berbagai pihak ketiga yang tidak mengerti tentang seni pun mengkritiknya dengan sinis . Semua dari orang sampai backgroundnya di ocehin dengan sukses , berbulan bulan gw coba beraadptasi dengan gaya menggambar gw baru tetapi tetap aja orang orang yang buta seni inipun tetap aja ngocehin tanpa maksud yang jelas.
Hingga akhirnya ada orang yang dapat menghargai karya gw yaitu guru seni di sekolahan gw. Karya gw pun terpampang nyata di AULA sekolah saat ada pameran karya seni. Di sinilah titik balik kebangkitan nasional... eh maksudnya kebangkitan gw sebagai komikus pemula. Suatu hari gw pernah nanyaain teman gw tentang pendapat mereka terhadap gambar gw,
'gimana sketsa baru komik gw brow" tanya gw.
'nih orang nya kenama mirip babi guling gitu yah" jawab dia.
'backgroundnya brow ?" tanya gw kembali.
'gedungnya lebih mirip kandang sapi yang kebakaran kemaren" jawab dia.
'aksi super heronya ?" tanya gw lanjut.
'kenapa kayak petani lagi memasukan ayam kekandang yah?" jawab si kampret ini kembali.
Ternyata sketsa gw lebih mirip game Farm Ville di facebook yang belum gw lanjutin dari kemaren.
Teman gw pernah bilang kalau komik bergenre karikatur komedi tidak lebih menarik ketimbang komik manga yang dia baca. Tentunya temen gw bicara dengan waras dan tidak sedang terkena rabies bekas di gigit monyet, hal ini membuat gw agak tertantang untuk memperilihatkan komik gw yang gw gabungkan antara unsur manga dan karikatur. Kitab suci ini gw buka (komik yang gw buka) dengan bermandikan cahaya terang dari bolam. Di hadapan gw telah terpampang wajah temen gw yang terpesona dan dengan nada bahagia dia memuji 'Brow... Nih knapa mirip babi guling yang lagi mabok lem yah,...???"
0 komentar